Mengenal Makam Tuan Tapa
Legenda masih menjadi di antara kunci utama atas munculnya sejumlah tempat wisata maupun lokasi sakral yang kental dengan cerita lampau yang unik untuk ditelusuri.
Sebuah legenda menyajikan tentang sekian banyak hal mengherankan yang masih susah untuk diterjemahkan oleh peradaban masa canggih ini, sampai muncul sejumlah orang yang lebih memandang cerita legenda menjadi sebuah cerita yang tabu dan halu.
Sebuah legenda sakral datang dari unsur nusantara Aceh Selatan, menyuguhkan tempat sakral yang kental dengan legenda seorang pertapa dan dua ekor naga.
Legenda tuan tapa dan dua naga
Pada mulanya, di Aceh Selatan hiduplah seorang hamba yang tekun beribadah mempunyai nama Tgh Syekh Tuan Tapa atau yang tidak jarang disebut Tuan Tapa. Ia gagah berdiri sepanjang 7 meter tingginya, bisa kamu bayangkan alangkah besar dan tingginya tuan Tapa itu.
Ia menguras seluruh waktunya guna beribadah menyembah Tuhannya, tidak jarang kali berdzikir, dan terus menilik nama Allah disetiap matanya tersingkap maupun terpejam. Dalam suasana tak sadar juga hatinya akan tidak jarang kali dikuasai bakal cintanya untuk Tuhannya.
Setiap harinya ia habiskan guna bertapa disebuah gua di Aceh Selatan. Atas ketekunan hati dan kesungguhannya dalam melafalkan dan senantiasa memuliakan nama Allah, ia sering diserahkan ilham tentang sekian banyak hal gaib yang tak tidak sedikit diketahui insan biasa.
Hingga pada sebuah hari, datanglah dua ekor naga yang paling besar menakutkan datang mendekat mulut gua dan menyapa tuan tapa. Setelah mengutarakan maksud dan niat kedua naga itu, tuan tapa mengabulkannya.
Kedua naga tersebut meminta ijin dan memohon supaya diberikan lokasi untuk menetap dan tinggal untuk Tuan Tapa. Dengan sejumlah syarat yang dikemukakan oleh tuan tapa, kedua naga tersebut setuju dan diperintahkan untuk menduduki gunung di sebelah timur.
Dengan bergegas dan senang hati, kedua naga tersebut berenang dan menetap disana. Setiap harinya mereka habiskan dengan berburu makanan di laut lepas.
Singkat kisah mereka mengejar seorang bayi wanita yang mereka beri nama putri naga. Setelah putri tersebut paham bahwa ia bertolak belakang dengan orang tuanya, ia mencoba menggali jati dirinya, mengenai siapa ia, darimana ia dilahirkan, dan siapa orang tua aslinya.
Hingga sebuah hari, datanglah seorang raja yang berkeinginan mengambil putrinya, putri naga yang ternyata adalahseorang putri keturunan raja india. Kedua naga tersebut tidak mau menyerahkan putri naga untuk orang tua aslinya.
Sehingga mengakibatkan terjadinya perkelahian hebat antara kedua naga dan tuan tapa, perkelahian berikut yang menyebabkan terciptanya tempat-tempat yang sekarang ditempati oleh masyarakat Aceh.
Perkelahian dan sekian banyak kejadian ini menciptakan sejumlah daerah, sejumlah peninggalan, sejumlah sungai, dan sejumlah hal beda yang sampai kini masih terjaga dan terlindungi.
Seperti jalan bekas kedua naga yang diberi nama Gunung Jalan Naga, wilayah yang tidak sedikit ditumbuhi buah pinang yang diberi nama Desa Air Pinang, kejadian terbangnya bukit dari sebuah tempat ke lokasi lain sehingga wilayah tempat bukit tersebut mendarat dinamai Pemukiman Terbangan.
Peristiwa perang tuan tapa dengan naga jantan yang menyebabkan naga jantan menumpahkan darahnya, sampai kini darah tersebut masih terdapat dan menjadi batu disebuah desa yang dinamai Desa Batu Hitam dan Batu Merah, serta masih tidak sedikit lagi sekian banyak hal yang ditinggalkan dari sepenggal cerita legenda itu, laksana halnya suatu makam dan jejak telapak kaki yang dipercaya ialah jejak dan makam Tgh Syekh Tuan Tapa.
Lokasi Makam Tuan Tapa
Makam Tuan Tapa terletak di Kampung Padang, Kecamatan Tapaktuan, Aceh Selatan, berjarak selama 10 km dari jejak Tuan Tapa yang terletak di pinggir laut Gunung Lampu. Makam Tuan Tapa berada dibelakang suatu masjid yang berdiri kokoh dengan sebutan Masjid Tua yang berhadapan dengan suatu Madrasah Aliyah Negeri 1 Tapak tuan.
Sebuah lokasi yang dirasakan sakral yang berasal dari suatu sejarah pribumi daerah, membuat sebuah tarikan yang kuat guna dikunjungi oleh sejumlah orang yang mempercayai sekian banyak hal-hal yang kental dengan nuansa sejarah nan mistis.
Baca lebih lengkap mengenai Makam Tuan Tapa.
Destinasi wisata menarik lainnya:
- Pulau Tailana
- Pantai lagundri
- Danau Linting Medan
- Taman Putroe Phang
- Air Terjun Blang Kolam
- Pantai Sorake
- Arsitek Museum Tsunami Aceh
- Benteng Indra Patra
- Air Terjun Kuta Malaka
- Tangkahan Langkat
- Pulau Rubiah Sabang
- Kuala Paret
- Makam Tuan Tapa
- PLTD Apung Aceh
- Pantai Lampuuk
- Taman alam lumbini
- Pantai Sumur Tiga Sabang
- Taman Nasional Gunung Leuser
- Rumah Cut Nyak Dien
- Pulau Weh Sabang
- Makam Sultan Iskandar Muda
- Pulau Parambak
- Gunung Sibayak
- Kampung Keling Medan